PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Abstract
SEKOLAH DASAR
Junaedi Nugraha
Zulela MS
Nurhattati Fuad
Universitas Negeri Jakarta
zunnoegraha19@gmail.com
Abstract. The aim of the research is to improve descriptive writing skills through a scientific approach using problem-based learning at fourth grade of SDN 3 Selajambe Kunigan Regency. The research is a classroom action research using Kemmis and Mc. Taggart Design. The study was conducted in two cycles where each cycle consisted of four stages, namely planning, acting. Observe and reflect. Data collection is done through descriptive writing tests, observation sheets and documentation. The results showed an increase in descriptive writing skills of fourth grade students of SDN 3 Selajambe Kuningan District through a scientific approach using problem-based learning methods. The increase can be seen from the product average and learning completeness which before using the action is 61.4 with a percentage of completeness of 36%. The increase in the first cycle increased to 69.6 increased by 24% with the percentage of completeness reaching 60%, and in the second cycle increased to 75.6 increased by 28% with the percentage completeness was 88%. In conclusion, learning through the scientific approach using problem-based learning can improve the descriptive writing skills of students in Indonesian subjects Indonesia subject at fourth grade of SDN 3 Selajambe Kuningan Regency.
Keywords: Writing Skill, Scientific Approach, Problem Based Learning Method
How to cite: Nugraha, J., MS, Zulela., & Fuad, N. (2019). Peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI, Vol. 2, xx-xx. Jakarta: LPPM Universitas Indraprasta PGRI. http://doi.dx.dst... (diisi oleh Pengelola)
PENDAHULUAN
Perkembangan pendidikan pada saat ini menuntut banyak sekali tuntutan yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan salah satunya adalah dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Selain lulusan yang berkualitas peran tenaga pendidik yang mumpuni juga menjadi faktor utama yang membuahkan hasil yang berkualitas pula. Tenaga pendidik dituntut memiliki kemampuan dalam mengolah pembelajaran menjadi pembelajaran yang memiliki daya tarik dalam meningkatkan mutu pembelajaran, baik dari aspek kognitif, aspek apektif dan psikomotorik. Perkembangan pendidikan disekolah dasar dengan menerapkan kurikulum yang saat ini digunakan yaitu menggunakan kurikulum 2013 banyak perubahan isi dari setiap mata pelajaran yang diterapkan disekolah. Pada pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat perubahan materii yang berbeda dari kurilum-kurikulum sebelumnya. Perubahan tersebut dapat dikatakan cukup signifikan, terutama pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Selain adanya penambahan jam pelajaran Bahasa Indonesia, isi materi ajarnya pun sedikit berbeda.
Selain itu permasalahan yang paling dasar ialah bagaimana cara seorang pendidik mengemas pembelajaran menjadi pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan, sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang dihadapi, dalam hal ini khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia dimana Bahasa Indonesia ini selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang hanya bersifat teori yang mengakibatkan siswa menjadi bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya itu pelajaran Bahasa Indonesia sering kali dianggap mata pelajaran yang selalu dilakukan dalam kegiatan sehari-hari sehingga minat siswa kurang dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang paling penting yang harus diajarkan di sekolah, karena bahasa indonesia merupakan bahasa komunikasi yang digunakan bangsa indonesia dan menjadi bahasa nasional. Oleh karena itu bahasa indonesia sangat penting untuk di ajarkan di semua jenjang pendidikan, terutama pada jenjang sekolah dasar (SD) karena bahasa menjadi dasar bagi semua pembelajaran. kemampuan berbahasa yang dibina sejak dini akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi anak dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat empat aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, adapaun keempat keterampilan itu ialah: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan satu sama lain, oleh karena itu apabila salah satu keterampilan berbahasa itu tidak dapat dikuasai oleh siswa maka proses berbahasa yang dimiliki tidak akan berjalan dengan baik. Mengingingat bahwa keterampilan berbahasa bukanlah bersifat alamiah, akan tetapi harus dipelajari, maka keterampilan berbahasa hanya dapat dikuasai melalui praktik dan latihan secara berkesinambungan, yang dalam hal ini pembinaannya harus dimuali sedini mungkin yakni dari kelas awal sekolah dasar.
Kemampuan seseorang dalam menguasai suatu hal tidak mungkin datang dengan sendirinya secara alamiah, tetapi memerlukan proses belajar agar seseorang dapat memiliki keterampilan. Keterampilan secara umum berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Seseorang yang mimiliki keterampilan akan mampu untuk menyelasaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Adapun yang dimaksud dari makna keterampilan dalam penulisan ini yaitu keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa merujuk dari beberapa literatur mempunyai beberapa istilah, seperti kompetensi berbahasa (language competence), keterampilan berbahasa (language skill), dan kecakapan berbahasa (language prificiency). (Omaigo dalam Zulela,2013) mengartikan bahwa keterampilan berbahasa sebagai tingkatan ideal dari kompetensi dan performasi yang diperoleh seseorang melalui proses berlatih. Proses berlatih yang dilakukan untuk memperoleh keterampilan berbahasa ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal atau nonformal. Melalui latihan tersebut seseorang akan semakin mempunyai pengalaman dan pemahaman sehingga akan mempunyai keterampilan.
Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam Bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang terakhir setelah keterampilan membaca. Keterampilan menulis sangat penting untuk dikuasai oleh siswa karena dengan menulis siswa dapat leluasa dalam mengekspresikan ide, pikiran, dan gagasannya kepada orang lain melalui tulisan.Menulis pada dasarnya adalah proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis (Abidin,2012), (Jamaris, dalam Juldianty,2016) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk ekspresi ide, dan perasaan yang dilakukan secara tertulis. Sementara itu deskripsi yang berasal dari kata “describe” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang karang mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digunakan penulis untuk memindahkan kesan- kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para pembaca. Deskripsi ialah tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis (Semi,2007).
Terdapat langkah-langkah dalam penyusunan karangan deskripsi, seperti yang dikemukakan oleh (Dalman,2016) sebagai berikut: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan; a.tentukan tujuan, b. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan diseskripsikan, c. mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan diseskripsikan, d. menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (sistematis) atau membuat kerangka karangan, e. Menguraikan atau mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di sekolah terdapat beberapa masalah yang di temukan diantaranya siswa belum memiliki minat untuk menulis karangan , siswa hanya menulis seadanya pada saat guru menugasi siswa untuk menulis karangan, siswa kesulitan dalam menggali ide yang hendak ditulis, siswa kesulitan dalam menuangkan gagasan ke dalam bentuk karangan. Selain itu guru belum sepenuhnya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, guru lebih banyak menggunakan metode pembelajaran ceramah ditambah dengan penugasan saja, selain tidak tumbuhnya minat dalam pembelajaran menulis , siswa kurang begitu memiliki bayangan terhadap gagasan yang hendak mereka tuangkan kedalam bentuk karangan. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis yang dilaksanakan di sekolah masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari hasil menulis karangan siswa yang masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya dalam pemilihan kata yang digunakan oleh siswa masih terdapat pemilihan kata yang kurang sesuai, penggunaan tanda baca yang digunakan oleh siswa belum tepat, hubungan antar kalimat yang masih kurang tepat antara kalimat sebelumnya dengan kalimat selanjutnya, serta keefektifan kalimat yang masih kurang antar paragraf. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara untuk mengatasi masalah- masalah yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis tersebut. Salah satunya ialah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut yaitu melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning, pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan maslah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep atau hukum atau prinsip yang ditemukan.
(Hosnan,dalam Lestari,2016), pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan maslah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep atau hukum atau prinsip yang ditemukan. Problem based learning merupakan suatu metode pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran (Abidin,2012). Sejalan dengan pernyataan tersebut pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran (Moffit dalam Nurdin dan Ardiantoni,2016). (Sumantri,2015) mengungkapkan Problem based learning terdiri dari 5 tahapan pembelajaran yaitu: Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah, Tahap 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar, Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, Tahap 4 Mengembangkan serta menyajikan hasil karya, Tahap 5 Menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sehingga dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan metode problem based learning diharapkan kegiatan pembelajaran siswa dapat lebih aktif dalam menggali pengetahuan siswa berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi dalam pemecahan masalah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang mengacu pada model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari 4 komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observating), (4) refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Selajambe yang berjumlah 25 siswa, adapun pengambilan data diperoleh dengan cara pengamatan, tes dan dokumentasi. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualititatif memperhatikan pemilihan data (reduksi data) yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran, mendeskripsikan data hasil observasi, dan penarikan kesimpulan mengenai pendekatan saintifik dengan metode problem based learning. Selanjutnya untuk data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yaitu mencakup nilai hasil tes siswa, presentase, dan skor hasil observasi kegiatan aktivitas guru dan siswa, kemudian di analisis secara deskriptif dan dapat disajikan dalam bentuk grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dalam kegiatan prasiklus peneliti melakukan kegiatan observasi dan tes. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan keterampilan menulis deskripisi dapat dikatakan masih rendah, hal ini dapat terlihat dari hasil tes prasiklus seperti dalam tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Kterampilan Menulis Deskripsi Prasiklus
No Frekuensi Interval Persentase
1 50-59 7 28%
2 60-69 9 36%
3 70-79 8 32%
4 80-88 1 4%
Jumlah 25 100
Rata-rata 61,4
Ketuntasan 36%
Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh data dari hasil tes prasiklus tentang menulis deskripsi diperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 61,4 hal ini membuktikan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswa masih berada dibawah nilai yang diharapkan yaitu 75% dari seluruh siswa yang memperoleh nilai 70. Dari hasil tersebut hanya 9 orang atau 36% dari jumlah siswa kelas IV yang dinyatakan tuntas dan 16 orang atau 64% dari jumlah siswa kelas IV yang dinyatakan belum tuntas.
Pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning menunjukan adanya peningkatan nilai keterampilan menulis deskripsi. Hal ini terbukti dari distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis deskripsi pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Kterampilan Menulis Deskripsi Siklus I
No Frekuensi Interval Persentase
1 55-63 3 12%
2 64-71 13 52%
3 72-79 6 24%
4 80-88 3 12%
Jumlah 25 100
Rata-rata 61,4
Ketuntasan 60%
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat di diuraikan bahwa nilai rata-rata dari 25 siswa setelah diberikan tindakan terdapat peningkatan yaitu 69,6 dari hasil sebelumnya sebesar 61,4 akan tetapi peningkatan tersebut belum mencapai kriteria ketercapaian yang diharapkan yaitu sebesar 70. Sebanyak 15 siswa dari 25 siswa yang dinyatakan tuntas setelah dilakukannya tindakan atau sekitar 60% dari seluruh jumlah siswa, oleh karena itu tindakan pada siklus I belum dikatakan meningkat karena belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75% dari seluruh siswa kelas IV, maka dari itu peneliti dan kolabolator memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus selanjutnya.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Kterampilan Menulis Deskripsi Siklus II
No Frekuensi Interval Persentase
1 65-73 6 24%
2 74-81 16 64%
3 82-89 3 12%
4 90-98 0 0%
Jumlah 25 100
Rata-rata 75,6
Ketuntasan 88%
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diuraikan bahwa nilai rata-rata setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan dimana sebelumnya hanya 69,6 meningkat menjadi 75,6. Hal tersebut menandakan bahwa kriteria ketuntasan yang diharapkan telah tercapai dimana ketuntasan minimal yang harus dicapai ialah 70. Setelah dilakukannya tindakan dengan menggunakan metode problem based learning dari 25 siswa kelas IV SDN 3 Selajambe mengalami peningkatan dalam keterampilan menulis deskripsi meskipun masih ada 3 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana pada awalnya hanya 9 orang siswa dari 25 siswa yang dinyatakan tuntas, setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi sebanyak 15 orang siswa pada siklus I atau sebesar 60% menjadi 88% atau 22 dari 25 siswa telah mencapai target ketuntasan yang diharapkan yaitu 75% dari seluruh jumlah siswa kelas IV SDN 3 Selajambe Kabupaten Kuningan.
Pembahasan
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode problem based learning merupakan salah satu proses pembelajaran yang dibentuk dalam suatu kelompok kecil dimana siswa diarahkan untuk dapat bekerja sama dalam proses pemecahan masalah yang tengah dihadapi, serta dalam mengoptimalkan keterlibatan dirinya dengan anggota kelompoknya. Dalam artian kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan metode problem based learning mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam kelompok untuk pemecahan suatu permasalahan yang sedang dihadapi serta dapat memberikan solusi sebagai suatu cara dari pemecahan masalah tersebut.
Dalam pembelajaran ini siswa harus lebih aktif dalam menerima materi yang diberikan oleh guru, begitu pula sebaliknya guru dapat lebih kreatif lagi dalam mengemas dan menyajikan materi yang diberikan kepada siswa guna menciptakan kondisi pembelajaran kondusif yang menimbulkan aktivitas pembelajaran siswa secara individu maupun secara berkelompok dapat menjadi bermakna. Selain itu dengan menggunakan metode problem based learning siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak hanya sebagai penerima materi saja tetapi siswa juga ikut terlibat dalam mengkonstruk pengetahuan yang mereka miliki sebagai suatu solusi dalam pemecahan masalah dengan cara mereka saling berdiskusi untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui seperti dalam bagaimana memecahkan suatu masalah secara berkelompok.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis deskripsi dapat dicapai melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning (pembelajaran berbasis masalah). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai keterampilan menulis deskripsi melalui instrumen tes yang berupa tes menulis deskripsi, yaitu 69,6 pada siklus I menjadi 75,6 pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning pada siswa kelas IV SDN 3 Selajambe Kabupaten Kuningan keterampilan menulis deskripsi dapat meningkat.
Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata Tiap Siklus
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan maka penulis menarik kesimpulan bahwa Penelitian yang dilaksanakan di SDN 3 Selajambe Kabupaten Kuningan mengenai strategi peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa:
a. Penggunaan pendekatan sintifik dengan metode problem based learning merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, karena dengan metode yang mengarahkan siswa dalam masalah siswa dapat menggali sendiri informasi-informasi terkait bagaimana cara pemecahan masalahnya sehingga siswa dapat mengkonstruk sendiri informasi-insformasi terkait dalam proses pembelajaran.
b. Penggunaan pendekatan sintifik dengan metode problem based learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDN 3 Selajambe kecamatan selajambe kabupaten kuningan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data terhadap keterampilan menulis deskripsi melauli pendekatan saintifik dengan metode problem based learning menunjukan tingkat keberhasilan siswa yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Dari 25 jumlah siswa kelas IV di SDN 3 Selajambe kabupaten kuningan. Siswa yang mendapat 70 pada siklus I yaitu 15 siswa atau 60%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 22 siswa atau 88%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II cukup signifikan yaitu mencapai 28%. Sedangkan target indikator ketercapaian yang diperoleh siswa minimal 75% dari seluruh jumlah siswa telah tercapai bahkan melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 88%, maka keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning dapat ditingkatkan. Dengan kata lain strategi peningkatan keterampilan menulis deskripsi melalui pendekatan saintifik dengan metode problem based learning dikatakan berhasil atau tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi.(2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Juldianty. (2016). ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III,” Jurnal Pendidikan Dasar,Vol.7 (2):390.https://doi.org/10.21009/JPD.072.15
Lestari Anna, Wahyudi, Chrysti.S, Kartika. (2016). “Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Media Konkret Dalam Peningkatan Berpikir Kritis Pembelajaran IPA Tentang Cahaya Pada Siswa Kelas V SD”, Jurnal Kalam Cendekia,Vol.4,(3.1):529. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/viewFile/8048/6137
Nurdin, Syarifuddin. H. Dan Adriantoni.(2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Saleh, Zulela.H.M. (2013). Terampil Menulis di Sekolah Dasar. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Semi, Atar.M. (2007). Dasar- dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sumantri, Mohamad Syarif. (2015). Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Full Text:
PDFReferences
Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi.(2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Juldianty. (2016). ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III,” Jurnal Pendidikan Dasar,Vol.7 (2):390.https://doi.org/10.21009/JPD.072.15
Lestari Anna, Wahyudi, Chrysti.S, Kartika. (2016). “Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Media Konkret Dalam Peningkatan Berpikir Kritis Pembelajaran IPA Tentang Cahaya Pada Siswa Kelas V SD”, Jurnal Kalam Cendekia,Vol.4,(3.1):529. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/viewFile/8048/6137
Nurdin, Syarifuddin. H. Dan Adriantoni.(2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Saleh, Zulela.H.M. (2013). Terampil Menulis di Sekolah Dasar. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Semi, Atar.M. (2007). Dasar- dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sumantri, Mohamad Syarif. (2015). Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
DOI: https://doi.org/10.30998/prokaluni.v2i0.37
Refbacks
- There are currently no refbacks.